Rabu, 15 Juli 2020

Dibalik Kata 'Insecure', Aku...


Istilah yang akhir-akhir ini memenuhi timeline, hampir selalu ada setiap mengakses sosial media. 

Menjadi caption  wajib milenial untuk mengekspresikan perasaan yang tengah dialami. 

Apakah kita benar-benar paham apa itu insecure? Atau sekedar ikut-ikutan biar dibilang gaul?

'Astaga dia glowing banget, kulitku insecure melihat ini'

Emang kulit bisa liat? Wkwkw

---

Apa sih insecure itu?

Insecure selalu dikaitkan dengan perasaan rendah diri, merasa kosong, tidak nyaman, merasa tidak aman sehingga seseorang cenderung akan melakukan berbagai cara untuk mengisi dan mengatasinya.

Insecure itu wajar ya guyss, doi sebenarnya hal normal kok tapi juga bahaya kalo over dan kita ga bisa mengontrolnya. Pokoknya semua yang berlebihan itu nggak baik.

Sering banget ga si kita merasa insecure?

Kata mereka....

Buka instagram, eh liat yang lebih bening, insecure.

Buka tiktok, liat orang pada uwu, insecure 'aku kapan ya?'

Liat temen produktif, jadi pembicara sana sini, insecure

Buka snap eh isinya pada pamer liburan, insecure

Tenang guys, kita satu server:(

---

Apa aja si yang bisa bikin seseorang menjadi insecure?

                                                       Overthinking

Bener gak sih? 

Overthinking itu emang racun banget. 

Kita kadang terlalu dalam memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak perlu kita pikirkan, alhasil malah jadi cemas, takut bertindak, dan stuck. Mencemaskan yang seharusnya tidak perlu dicemaskan. Kita yang memberi celah, kita yang salah, bahasa gampangnya mah su'udzon. Belum juga terjadi udah mikir sana sini.

Overthingking ini juga bikin kita takut mengambil resiko, penolakan, dan kegagalan. 

Padahal kita tahu tidak setiap hal yang kita usahakan akan berakhir dengan baik. Bukankah penolakan dan kegagalan adalah wajar? Siapapun bisa mengalami bukan?

Solusinya apa nih?

Say no to overthinking

Berhenti menyakiti pikiran dan perasaanmu dengan hal yang masih semu. 

Kalau kamu sedang berproses, just do it.

Lakukan yang ada di depanmu, urusan besok beda jalannya.

Selesaikan tugasmu dengan sebaik baiknya, urusan gagal atau berhasil itu putusan akhir.

Penolakan dan kegagalan tidak membuat mu rendah, merekalah yang membuat kualitas diri semakin bertambah, tergantung bagaimana kita menyikapi.

Kurang Percaya Diri

Insecure juga bisa disebabkan karena kurangnya rasa percaya diri terhadap suatu hal. Contoh sederhana, kita merasa malu untuk mendatangi acara atau perkumpulan hanya karena cemas kalau-kalau nanti ada yang akan mengomentari penampilan kita. Rasa kurang percaya diri inilah yang membuat seseorang selalu merasa dirinya lebih rendah dari orang lain dan membenarkan bahwa tidak ada hal yang bisa dibanggakan dari dirinya.

Bagaimana dong? Abisnya mereka emang lebih baik dari aku

Ini bukan soal pertarungan untuk merebut gelar siapa yang lebih baik dan siapa yang lebih buruk. Kita cukup percaya bahwa ' ini lho aku, aku bangga dengan apa yang ada pada diriku'

Ayolah berhenti memberi stimulus negatif pada diri sendiri, kamu adalah kamu dengan keunikannya.

Hargai apa yang ada pada dirimu, orang lain mungkin sangat menginginkanya.

Korban Bullying dan Pola Asuh yang Kurang Tepat

Bullying yang diterima seseorang bisa menyebabkan trauma. Seseorang menjadi tertekan dan merasa takut, bisa jadi menjahui dunia luar.

Hati-hati ya guys, jangan suka nge-bully

Gimana dengan pola asuh?

Pola asuh yang terlalu mendominasi itu tidak baik karena anak dapat tertekan atau merasa terintimidasi. Ketidakcocokan dan perbedaan sudut pandang orang tua dan anak juga bisa jadi bibit insecure.

---

Last but not least

Apa yang berada dalam dirimu adalah tanggungjawab mu

Perasaanmu berada dalam kontrolmu, jangan biarkan perasaan menguasai, kita adalah tuannya

Jauhi hal yang memang harus dijauhi

Terkadang kita butuh jarak dengan orang-orang yang bisa 'menyakiti'

Terkadang kita butuh absen dari media atau apapun yang bisa 'menyakiti'


Ibaratnya mah, Kalau nggak mau makan ikan ya jangan cari umpan buat memancingnya

---

Bonus nih

Jangan lupa untuk bersyukur untuk setiap hal kecil
Terimakasih untuk dapat membuka mata sewaktu pagi
Terimakasih untuk mendapat setiap hembusan nafas
Terimakasih untuk hal kecil yang kadang kita mengabikannya




Untuk Kamu yang Membaca Tulisan Ini


Baru saja ada yang mengirim pesan padaku,

'Apakah pantas diri ini menjadi seorang yang dihargai orang lain'

'Apakah saya pantas kuliah di PTN?'

Aku tak lantas menjawab. 

Bukan tak peduli, tapi aku ingin memberinya hal lebih, tidak hanya sekedar jawaban.

'Apa saya pantas dihargai?'

Tunggu, penghargaan seperti apa yang ingin kamu peroleh? 

Apa yang telah kamu lakukan hingga kau meminta pengakuan? 

Apa kau merasa orang-orang seolah tak melihatmu?

Seperti apa 'dihargai' yang kau maksud ?

Dan terpenting, apa ada hal fatal hingga kau begitu menjatuhkan dirimu sendiri, bertanya pada dirimu, 'apa pantas saya dihargai?'

Terkadang kita memang butuh pengakuan orang lain, kita ingin seseorang menunjukkan rasa tidak enak hati, rasa sungkan, dan tak semena-mena. 

Yang ingin aku tanyakan sekarang, sudahkah kau menghargai dirimu sendiri?

Ayolahh, ini seperti permainan sederhana.

Kau akan dihargai orang lain kalau kau menghargai dirimu sendiri. Lalu, kau dapat naik level dengan menghargai orang lain.

Ah kau hanya bisa menulis, apa kau bisa melakukan semudah itu?

Terimakasih, komentarmu benar. Aku tidak bilang ini permainan mudah, ini sederhana. 

Berikanlah yang menjadi hak dirimu, ia pantas dihargai. Atas semua kerja keras, lelah, pengorbanan yang terkadang egomu terlalu memaksa untuk mampu. Tunaikanlah kewajibanmu pada jiwamu yang mungkin sedikit 'kotor' karena kita terlalu sering menghakimi, mencari sisi buruk hingga lupa ada hal istimewa, meski setitik. Allah selalu menunggu kita untuk kembali.

Hargai diri sendiri selagi ia masih bersedia untuk bekerja sama. Kita tidak mau bukan terdahului oleh sakit atau depresi?

Kau tidak perlu merogoh kantung untuk menghargainya. Sesekali, ucapkan terimakasih pada dirimu telah berjuang sejauh ini, membeli yakult atau ice cream ku pikir ide bagus. 

Jangan lupa self-appreciation.

Atau mungkin kau bisa me time sejenak. 

Sepertiku, aku suka berdiam lama di dalam kamar, hanya untuk menghibur bahwa dunia yang semakin gila ini masih layak untuk aku tempati. Atau sekedar memejamkan mata, meski kadang banyak insecure lalu menangis tapi aku akan lega setelahnya.

Sekarang kau telah naik ke level selanjutnya.

Kau masih ingin dihargai?

Hargailah yang seharusnya engkau hargai. Kita tidak hidup sendiri, setiap detik, menit, jam, hari adalah milik bersama. Jangan menyakiti meskipun seseorang menyakitimu, mungkin dia tidak sengaja. 

Bagaimana kita dapat menghargai orang lain? 

Langkah kecil saat kau membuka beranda instagram, scroll twitter, lihat konten youtube, atau karya orang lain yang sesekali kau akses. Jangan sesekali jarimu mengotori kolom komentarnya. Kita tidak pernah tau berapa banyak dia take untuk satu menit video, berapa jam ia menatap layar laptop, berapa kali ia ketik hapus caption, dan berapa banyak orang yang ia tanya, apakah ini pantas untuk diupload?

Apa susah untuk melihat suatu karya lalu mengapresiasinya

Sama aja bohong dong? 

Aku tidak memintamu untuk berbohong, aku memintamu untuk menghargai. Kalaupun kau tak suka, tak perlu melihat, kalau ada yang salah bukankah bisa via pribadi, kalau tidak sempat, sampaikan kritik dengan sopan. Kita tau bukan, dipermalukan itu menyakitkan?

Itu hanya hal sepele atas penghargaan yang bisa kau berikan pada orang lain. Setelahnya, kau mengharapkan apa? Feedback?

Tugasmu hanya memperbaiki dirimu sendiri

Kita masih percaya bukan, apa yang kita tanam adalah apa yang akan kita tuai ? Ingat masa panen itu lama kawan, tapi bukan berarti kau akan merugi.

Ah capek juga yaaaa.

Aku telah memberimu satu hadiah, mungkin tidak berharga, tapi cuma ini yang bisa aku lakukan, sahabatku.

Kau resah, apa saya bisa masuk PTN?

Bukankah dirimu telah berusaha, entah sebulan, dua bulan, atau bahkan setahun? 

Bukankah kita tidak berkuasa untuk menentukan, tetapi kita punya Allah yang akan mengabulkan?

Setiap doa yang kita langitkan dalam setiap sujud adalah pengakuan. Hanya Dia yang mengetahui jalan terbaik untuk dirimu.

Ah lu sih enak udah dapet PTN, jalur SNMPTN lagi!

Rezeki orang itu berbeda

Jalan hidup setiap orang itu berbeda

Kekuatan orang untuk bertahan itu berbeda


Ku beritau, aku kagum pada orang-orang yang mau dan mampu berjuang hingga sejauh ini. Aku tak merasakan memang, tapi aku melihat, sesekali aku berfikir, ku rasa aku tidak akan sekuat dirimu.

Kau harus berbangga atas setiap proses panjang melebihi yang lain, kau harus berbangga atas setiap pengorbanan dan doa yang kau panjatkan lebih dari yang lain, karena Allah tau engkau lebih kuat dari siapapun yang kau anggap beruntung.

Ini bukan tentang hasil yang akan kau peroleh

Ini adalah setiap proses yang kau lalui

Jalan sukses setiap orang itu berbeda

Yang sama adalah, setiap orang berhak untuk sukses



Untuk kamu yang membaca tulisan ini
Terimakasih telah menjalani setiap proses dengan pengorbanan dan perjuangan
Terimakasih telah bertahan dan mempercayai bahwa semua akan baik-baik saja
Terimakasih telah mengajariku untuk menjadi bermanfaat
Aku sangat bangga padamu



Selasa, 14 Juli 2020

A journey (1) : Semut di Kampus Gajah

22.45, 1 Mei


Kenalin, aku lah semut ini. Semut yang sok berani menampakkan diri di peristirahatan para gajah. Makhluk kecil yang menantang masa depan, penasaran dengan kehidupan buas yang belum pernah ia lalui. 

Hampir satu tahun, si semut menjelajah 'kandang' asing. Kandang yang dipenuhi makhluk-makhluk 'besar' nan ambisius. Kalau pun tak ambisius otaknya sangat cukup untuk membuat ku terinjak. 

Terkadang, aku menengok kebelakang. Pikiran konyol apa yang dulu terlintas hingga akhirnya aku memutuskan berada di sini. Apakah aku memang mendamba atau sekedar ingin mengembara? 

Kampus Gajah

Memaksa ku untuk terus memutar otak. Memaksa ku untuk survive

Aku tak tau. Untuk apa aku bertahan di sini yang jelas aku cukup malu untuk menyerah dan pulang.

Ya, sekedar rasa malu. 

Bertahan di 'kandang' yang ku rasa tak seharusnya menjadi liang. 
Jatuh bangun menyemangati diri sendiri bahwa semua akan baik-baik saja nyatanya tak bisa. 

Hei....Aku baru sadar, aku akan tenggelam atau terbawa arus kalau tak berani untuk melawan. 

Bagaimana bisa, semut penjelajah bertahan, menghindari kaki-kaki besar agar tak mati karena terinjak? Sedang aku tak terlihat, tak ada yang menuntun untuk keluar.

---

Aku SEMUT

Mereka bilang maba belum sepenuhnya merasakan 'kejamnya' kampus Gajah. 

Yoloo... Ku pikir aku terlalu bodoh untuk berada di sini.

Untuk aku di masa depan, entah kamu ada atau tidak, aku ingin berbagi. 

Bermula dari sidang terbuka di Sabuga, kau tau apa yang aku bayangkan?

Aku akan berada di sana 4 tahun mendatang, namaku dipanggil, mendapat Ganesha Prize, sungguh maba ambisius. Cela ku pada diri sendiri. 

Banyak yang bilang bertahan di kampus ini tidaklah mudah. Tetapi aku menyangkal, let it flow, semua bisa ku lalui. Ya, begitu sombongnya aku. Dan... 

Boom

Tak bisa. Quotes itu tak berlaku di sini. Aku, anak desa, seketika nyaliku ciut. Ku melihat para bintang bersinar dengan kilau masing-masing, mereka menempati posisi sesuai porsi. Sedangkan aku? Tersembunyi. Tak yakin aku adalah bintang. 

Semangat. Yang penting yakin

Kataku menyemangati diri sendiri saat pikiran mulai kacau dan menyerah selalu menjadi salah satu opsi. Aku ingin berhenti, ya pernah terlintas di pikiranku. 

Aku tidak berbohong, berada di lingkungan ini sungguh berat, memaksaku untuk terus berfikir, memaksaku untuk tak tersisih, setidaknya tidak menjadi yang terbawah.

Hasil tidak sebanding dengan usaha

Pikiranku yang dangkal menganggap usahaku sia-sia. Bagaimana tidak, begadang tiap malam, jam tidur berantakan, pola makan hancur, nggak ada me time tapi ujian tetap gagal. Aku tak mengerti, emang aku yang terlalu tak kompeten untuk berada di sini atau kampus ini yang terlalu berkelas?

Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku parno dengan ujian

Aku memendam segala keluh kesah, tak berani mengadu pada ayah ibu. Untuk apa, toh awalnya aku yang merengek, meminta direstui agar berada di sini.


Berada di antara para bintang membuat air mataku tak pernah absen setiap malam. Terkadang dengan bodohnya aku bertanya pada Tuhan atas ketidakmampuan ini. 


Aku di masa depan, entah kamu tertawa atau bersedih.

Satu semester tak ada kebebasan pada masa lalumu dulu. Aku terus memaksa untuk bisa, memaksa untuk memenuhi target, memaksa mendapat indeks cemerlang, hingga lupa apa yang harusnya aku tuju. 

Aku berfikir. 

Apakah memang 'kandang' ini yang mengurungku ataukah sebenarnya aku terjebak pada ambisi? 

Ku tutup buku yang tak pernah selesai ku baca. Mencoba melihat dari berbagai sisi. Menunduk untuk melihat ke bawah, mendongak untuk introspeksi. Aku memang semut kecil, tak ternilai tanpa kawananannya. Mereka semua gajah belalai besar yang suara selalu didengar. 

Ayah ibu, aku gagal?

Dibalik Kata 'Insecure', Aku...

Istilah yang akhir-akhir ini memenuhi timeline, hampir selalu ada setiap mengakses sosial media.  Menjadi caption  wajib milenial unt...